6.18.2012

A Shelter

"Bertumbuh Untuk Menjadi Naungan"

Hari Minggu  kemarin untuk kedua kalinya duduk di ruang Kebaktian Umum tapi tidak bersebelahan dengan Edo. Berhubung dia harus duduk di tempat pemusik pagi itu. Sylvi di sebelahku pun tidak berniat sepertinya untuk menggangguku. Aku senang dengan kondisi ini. Aku benar-benar bisa menikmati apa yang disiram kepadaku hari Minggu itu. 
Setidaknya aku bisa memahami bahwa aku harus bertumbuh supaya orang lain yang mungkin belum cukup tangguh untuk bertumbuh bisa bernaung di bawahku. Aku harus bertumbuh, cepat atau lambat, harus bertumbuh, lebih dari orang tuaku, keluargaku, bahkan pacarku sendiri yang umurnya lebih tua daripada aku. Mungkin saat ini dia belum sanggup menjadi naungan. Karena posisi kami masih sama tinggi. Sembari dia beristirahat bertumbuh, aku harus terus bertumbuh. Supaya suatu saat ketika dia memutuskan untuk bernaung sebentar, dia bisa datang kepadaku. 
Setiap orang adalah naungan bagi orang-orang lain. Selalu ada jiwa yang belum bertumbuh atau baru bertumbuh atau sedang bertumbuh dengan pesat atau lambat. Dan setiap jiwa yang sudah cukup bertumbuh bisa menaungi jiwa yang mungkin baru mulai bertumbuh. Sampai detik ini, sudah banyak sekali orang-orang yang dengan baiknya mengijinkan aku bernaung di bawah mereka. Naunganku sungguh lebar besar dan rindang, namun cukup matahari yang datang lewat sela-sela kerapatan daunnya. Sehingga aku tetap bisa bertumbuh sambil bernaung. Banyak orang-orang yang tadinya tidak aku kira akan menaungi aku, justru mereka yang setia menaungi sampai sekarang. Justru yang diharapkan malah tidak menaungi sama sekali, malah menjauh membiarkan aku berpanas-panasan dan mengering. 
Tapi ketika itu terjadi padaku atau kamu, jangan berhenti sampai disitu, terus berusahalah bertumbuh. Karena siapa tahu, ada jiwa lain yang sebenarnya sedang bernaung di bawahmu.  

No comments:

Post a Comment