4.26.2012

I've lost all of my words. I'm not as supportive as I used to be. Those were the words I could give you. I don't think I can give more
When I'm not in, I'm no longer important. Cause now I don't think I need to spare my time for you guys.
Because the time I gave wasn't actually yours. It's others' but for I love you guys so much, I gave those times to you :)
And now I don't think it's my priority anymore to see you guys. Because there are some who just have a lot of time.
And there are some who are just way more important than me. And who are more useful than me :)
But no matter how meaningless I am to you guys, you're still something priceless for me :)


Tiwi was right,
"You feel too much Valent, you're too feminine. Just don't give a damn on everything, can you?"


The End

4.20.2012

Aku sering berpikir mengapa kita bisa bertahan sampai sekarang. Padahal, kalau mau dikenang, bukan hanya hujan air yang berjalan bersama kita, bahkan hujan batu dan hujan es. Bukan hanya padang bunga yang mengalasi kaki kita, tapi juga semak duri dan batu-batu kerikil. Aku dan kamu merasakan hal yang hampir sama. Kita saling melukai, menyakiti, membuat satu sama lain tidak bisa mengekang mulut. Tapi kita tidak pernah peduli dan takut dengan saat-saat dimana kita saling menyakiti satu sama lain. Kita tidak pernah takut dengan hujan batu atau kerikil tajam itu. 
Kita tidak pernah takut tautan jari telunjuk kita selama ini akan lepas. Aku tidak pernah berpikir untuk memindahkan letak pandanganku dari matamu. Kamu tidak pernah berpikir untuk meletakkan tanganmu di permukaan helai rambut perempuan lain, selain aku. Aku tidak pernah takut kehilangan kamu, begitu juga kamu tidak pernah takut kehilangan aku. Semakin lama kita menikmati hujan batu dan kerikil tajam yang berhias semak duri ini, semakin kita bisa menikmati keadaan. Aku yakin padamu.

4.18.2012

"This picture pretty much ruins every illustration I have made for my own Francie, Katie, and Neeley while I was reading the book"



4.17.2012

Genesis 2 : 23

Then the man said, "This one at last is bones of my bones and flesh of my fleshthis one will be called 'woman' for she was taken out of man" 
 

4.12.2012

Inilah saat-saat aku benar takut kehilangan mama. Memang operasinya berjalan dengan lancar. Dan seluruh tumor yang menyakitinya selama ini sudah diangkat. Secara tekhnis dia sudah aman. Tuhan sudah mengangkat sebagian bebannya. Aku sungguh tidak bisa menahan air mata melihat mama hari itu hanya bisa bangun sebentar-sebentar karena pengaruh obat bius. Beliau belum bisa minum banyak, belum bisa makan banyak, belum bisa bergerak banyak. Pernah satu waktu dia mengeluh badannya pegal luar biasa. Aku paham rasanya,Ma. Sabar, hari Sabtu nanti mama sudah boleh pulang. Tuhan, aku tidak mengerti bagaimana nanti jika mama benar-benar meninggalkan aku. Tidak tahu kapan waktunya, tapi pasti terjadi kan, Tuhan? Baru begini saja aku sudah tidak kuat, pikiranku sudah macam-macam. Satu permintaanku Tuhan, biarkan mama melihatku nanti di wisuda, sampai aku sukses. Beri aku kesempatan membahagiakan dia dulu, meski hanya sebentar.
"Aku memang bukan tipikal perempuan yang merangkai kalimat lisan dengan baik. Aku sudah merasa sulit menangis dan berbicara dalam waktu bersamaan. Sepertinya jiwaku sudah tidak se-sensitif dulu, baru bicara sebentar lalu tertawa atau lalu menangis. Aku menulis, tidak berbicara secara langsung. Aku berpikir, dalam waktu lama, aku sebenarnya agak anti terhadap spontanitas."

4.07.2012

The Golden Road - Chapter XII, page 146-148

Kami pergi menjelajah pada bulan Mei itu, mengikuti panggilan angin yang menari-nari menuju sebuah bukit landai di sebelah barat. Bukit ini terletak di bawah bentangan langit musim semi biru pucat, dikelilingi batang-batang pohon pinus dan cemara muda yang tegak mencungkup rongga-rongga dan sudut-sudut kecil tempat sinar matahari masuk dan tak pernah keluar lagi. Sinarnya matahari bersemayam di sana dan memberikan kehangatannya untuk menumbuhkan tanam-tanaman, padahal di tempat lain tunas-tunasnya masih terlelap.
    Di sanalah kami menemukan bunga-bunga mayflower kami, setelah lama mencari-cari. Bunga-bunga mayflower tidak pernah memamerkan diri. Mereka mesti dicari, barulah mereka akan menyerahkan harta berharga mereka kepada si pencari - gerumbulan bunga seputih bintang dan merah muda fajar yang menyimpan roh dan inti seluruh musim semi, dipancarkan lewat keharuman yang terlalus sederhana kalau disebut parfum, karena begitu lembut dan spiritual aromanya.
    Kami berkelana melintasi bukit, saling memanggil, tertawa, bercanda, terpisah satu sama lain dan menikmati tersesat di dalam hutan kecil tanpa jalan setapak itu, lalu kembali saling menemukan tanpa terduga di ceruk-ceruk, celah-celah, dan keheningan bermandikan cahaya matahari, tempat angin mendesir dan bertiup lembut dan berlalu perlahan. Saat matahari mulai tergantung rendah, menebarkan galur-galur cahaya besar seperti kipas sampai ke puncak, kami pun berkumpul di sebuah lembah kecil dan terpencil yang banyak ditumbuhi pakis-pakis hijau muda, di keteduhan bayang-bayang bukit berhutan. Di sana ada sebuah kolam dangkal-airnya hijau berkilauan, dan mungkin peri-peri akan senang menari-nari di pinggirannya, seperti di bukit Argive atau lembah Creta. Kami duduk dan membersihkan bunga-bunga yang kami petik dari tangkai-tangkainya dan daun-daunnya yang telah layu. Kelopak-kelopak bunganya kami jadikan buket-buket untuk mengisi keranjang-keranjang kami dengan keharumannya yang manis. Si Gadis Pendongeng menyisipkan sejumlah bunga berwarna merah jambu indah di ikal-ikal rambutnya yang cokelat, kemudian menceritakan sebuah legenda kuno tentang gadis Indian yang cantik, yang meninggal karena patah hati ketika butir-butir salju pertama mulai turun, karena dia percaya kekasihnya yang telah lama pergi sudah berpaling darinya. Tetapi kekasihnya kembali pada musim semi, setelah lama mendekan sebagai tawanan. Ketika mendengar si gadis telah meninggal, dicarinya makam gadis itu untuk diratapinya. Di sana, di bawah dedaunan mati sisa-sisa tahun lalu, dia menemukan kuncup-kuncup bunga yang manis, yang belum pernah terlihat, dan tahulah dia bahwa itu adalah pesan cinta serta kenang-kenangan dari kekasihnya yang berbola mata hitam.

4.02.2012

"Kenapa kamu berpikir aku jadi begini karena
pergumulanku sendiri? 
Aku mengucapkan kata-kata itu juga karena kamu duluan
yang menyatakannya. Meski tidak secara langsung, tapi
membuatku sakit hati luar biasa.
Aku memang bukan orang baik-baik, seperti kamu
yang katanya selalu bisa memaafkan orang dan susah 
meluapkan emosi. Tapi aku yakin Tuhan tetap sayang
aku. Jangan kamu buat pernyataan seperti itu. Dan 
jangan meresponku dengan gaya seperti bukan kamu
penyebab aku begini."

4.01.2012

"Selama ini aku menjadi terlalu sadar akan semua yang ada pada diriku. Aku takut, takut orang lain memandang diriku seperti caraku memandang orang lain."