Untuk seorang sahabat,
yang sudah berhasil menggeser awan
yang menutupi matahari.
yang berhasil menopang mahkotanya
sampai saat ini
Senyum yang setiap saat kami lihat itu senyum yang tulus. Senyum seorang perempuan yang berasal dari hatinya yang paling dalam.
Hujan memang tak selalu menyiksa. Tapi hujan dengan angin badai? Tak banyak bunga yang mampu melewatinya. Sebagian besar dari gerombolan cantik itu layu, patah, hancur, dan tak mampu memberi warna dan aromanya lagi.
Tapi aku tak mengatakan bahwa semuanya begitu.
Masih ada, setidaknya satu bunga, yang masih kuat, mengangkat kembali mahkotanya, bertahan untuk tetap tumbuh dan membuncahkan keindahan walau tak setiap kesempatan yang ada, indah baginya…
Tak banyak bunga punya kekuatan untuk bertahan ditengah angin layaknya pohon.
Dan tak banyak bukan berarti tak ada.
Ketika ia masih kuncup. Ia tak tahu akan jadi apa dirinya
Akan indahkah warnanya? Akan harumkah aromanya?
Lalu ia mulai berkembang, sedikit demi sedikit
Senyum pun mulai ia lihat
Ia dengar desir angin di sebelah kanan
Dan gemersik air di belakangnya
Ia mulai merasakan panas matahari
Ia mulai menghirup aroma embun
Ia mulai mengerti bagaimana Ia memperlihatkan keindahannya
Dan saat ia sudah sepenuhnya mekar, ia sadar betapa cantik dirinya
Ia telah mengetahui betapa sekitarnya mengaguminya
Matahari yang setiap pagi menambah keindahannya
Warnanya yang semakin tajam
Mahkotanya yang kian hari kian mengumbar kebanggaannya
Namun tak setiap hal indah, selalu punya waktu indah untuk dilalui
Kadang, ketika angin kencang datang dan nyaris patah tangkainya
Atau saat tangan kecil seorang anak mencoba mengambilnya dari dekapan sang tanah
Dan ketika matahari tertutup awan gelap dan butiran air jatuh nyaris merusak helaian mahkotanya
Bunga ini selalu berusaha untuk kuat
Supaya setiap pandangan padanya dapat melengkungkan senyum
Supaya setiap bola mata yang berputar menuju kepadanya menjadi berbinar
Supaya udara yang dihirup selalu penuh dengan aroma manis
Dan supaya keindahannya
Dapat terus dipandang
Dikagumi
Dimengerti
Tetaplah berharap
Bernafas
Berkembang
Mahkotamu yang mekar itu
Layaknya senyuman di wajah seorang perempuan
Menyejukkan
Mempesona
Tak tahu apa saja dibalik senyuman itu
Entah itu duka atau suka
Apakah hanya bahagia atau ada air mata?
Apapun yang terjadi, yang menimpamu
Cinta atau benci pun itu
Meskipun sejuk atau panas
Manis maupun pahit rasanya
Meskipun tangan itu tak berhenti mencoba melukai
Meskipun angin itu tak berhenti mencoba mematahkan tangkaimu
Meskipun hujan itu tak berhenti mencoba merusak helai daun dan kelopakmu
Meskipun sempat hampir menyerah kamu dibuatnya
Ingatlah
Nanti, masih ada pagi yang harus kau sambut
Matahari masih mau mencintaimu
Kupu-kupu masih ingin dekat-dekat denganmu
Wahai, BUNGA
Sayang itu masih tetap dan sama untukmu
Tetaplah tegar
Milikilah cinta
Bangga pada dirimu
Bagikan kebahagiaan
Jangan lepas senyummu
Tetaplah berada dalam pelukan Tuhan
Untuk sahabat, S.T.
No comments:
Post a Comment