4.20.2012

Aku sering berpikir mengapa kita bisa bertahan sampai sekarang. Padahal, kalau mau dikenang, bukan hanya hujan air yang berjalan bersama kita, bahkan hujan batu dan hujan es. Bukan hanya padang bunga yang mengalasi kaki kita, tapi juga semak duri dan batu-batu kerikil. Aku dan kamu merasakan hal yang hampir sama. Kita saling melukai, menyakiti, membuat satu sama lain tidak bisa mengekang mulut. Tapi kita tidak pernah peduli dan takut dengan saat-saat dimana kita saling menyakiti satu sama lain. Kita tidak pernah takut dengan hujan batu atau kerikil tajam itu. 
Kita tidak pernah takut tautan jari telunjuk kita selama ini akan lepas. Aku tidak pernah berpikir untuk memindahkan letak pandanganku dari matamu. Kamu tidak pernah berpikir untuk meletakkan tanganmu di permukaan helai rambut perempuan lain, selain aku. Aku tidak pernah takut kehilangan kamu, begitu juga kamu tidak pernah takut kehilangan aku. Semakin lama kita menikmati hujan batu dan kerikil tajam yang berhias semak duri ini, semakin kita bisa menikmati keadaan. Aku yakin padamu.

No comments:

Post a Comment