2.27.2011

S.T.





Untuk seorang sahabat,

yang sudah berhasil menggeser awan
yang menutupi matahari.
yang berhasil menopang mahkotanya
sampai saat ini

Senyum yang setiap saat kami lihat itu senyum yang tulus. Senyum seorang perempuan yang berasal dari hatinya yang paling dalam.

Hujan memang tak selalu menyiksa. Tapi hujan dengan angin badai? Tak banyak bunga yang mampu melewatinya. Sebagian besar dari gerombolan cantik itu layu, patah, hancur, dan tak mampu memberi warna dan aromanya lagi.
Tapi aku tak mengatakan bahwa semuanya begitu.
Masih ada, setidaknya satu bunga, yang masih kuat, mengangkat kembali mahkotanya, bertahan untuk tetap tumbuh dan membuncahkan keindahan walau tak setiap kesempatan yang ada, indah baginya…

Tak banyak bunga punya kekuatan untuk bertahan ditengah angin layaknya pohon.

Dan tak banyak bukan berarti tak ada.

Ketika ia masih kuncup. Ia tak tahu akan jadi apa dirinya
Akan indahkah warnanya? Akan harumkah aromanya?

Lalu ia mulai berkembang, sedikit demi sedikit
Senyum pun mulai ia lihat
Ia dengar desir angin di sebelah kanan
Dan gemersik air di belakangnya

Ia mulai merasakan panas matahari
Ia mulai menghirup aroma embun

Ia mulai mengerti bagaimana Ia memperlihatkan keindahannya

Dan saat ia sudah sepenuhnya mekar, ia sadar betapa cantik dirinya
Ia telah mengetahui betapa sekitarnya mengaguminya
Matahari yang setiap pagi menambah keindahannya
Warnanya yang semakin tajam
Mahkotanya yang kian hari kian mengumbar kebanggaannya


Namun tak setiap hal indah, selalu punya waktu indah untuk dilalui

Kadang, ketika angin kencang datang dan nyaris patah tangkainya
Atau saat tangan kecil seorang anak mencoba mengambilnya dari dekapan sang tanah
Dan ketika matahari tertutup awan gelap dan butiran air jatuh nyaris merusak helaian mahkotanya

Bunga ini selalu berusaha untuk kuat

Supaya setiap pandangan padanya dapat melengkungkan senyum
Supaya setiap bola mata yang berputar menuju kepadanya menjadi berbinar

Supaya udara yang dihirup selalu penuh dengan aroma manis

Dan supaya keindahannya
Dapat terus dipandang
Dikagumi
Dimengerti

Tetaplah berharap
Bernafas
Berkembang

Mahkotamu yang mekar itu
Layaknya senyuman di wajah seorang perempuan

Menyejukkan
Mempesona

Tak tahu apa saja dibalik senyuman itu

Entah itu duka atau suka
Apakah hanya bahagia atau ada air mata?

Apapun yang terjadi, yang menimpamu
Cinta atau benci pun itu
Meskipun sejuk atau panas

Manis maupun pahit rasanya


Meskipun tangan itu tak berhenti mencoba melukai
Meskipun angin itu tak berhenti mencoba mematahkan tangkaimu
Meskipun hujan itu tak berhenti mencoba merusak helai daun dan kelopakmu
Meskipun sempat hampir menyerah kamu dibuatnya

Ingatlah
Nanti, masih ada pagi yang harus kau sambut
Matahari masih mau mencintaimu
Kupu-kupu masih ingin dekat-dekat denganmu

Wahai, BUNGA

Sayang itu masih tetap dan sama untukmu

Tetaplah tegar

Milikilah cinta

Bangga pada dirimu

Bagikan kebahagiaan

Jangan lepas senyummu

Tetaplah berada dalam pelukan Tuhan




Untuk sahabat, S.T.